5 alasan mengapa kita harus melarang ekspor hewan ternak
Kita semua tahu bahwa perdagangan daging merupakan bagian penting dari sistem perdagangan. Namun, sistem penjagalan hewan untuk konsumsi manusia yang sudah sangatlah kejam di seluruh dunia, ekspor hewan ternak lebih buruk lagi, dimana bayangkan jika kamu dipaksa untuk menyebrangi laut hidup-hidup, dalam kondisi kebersihan yang sangat buruk tanpa adanya rasa nyaman. Ini adalah kasus jutaan hewan setiap tahunya, khususnya sapi dan kambing.
Para pelindung hewan dan LSM takut akan dampak dari aktivitas ini kepada hewan dan lingkungan. Ekspor hewan ternak termasuk ke dalam aktivitas yang paling kejam dalam produksi hewan sehingga perlu dilarang. Kita akan memperlihatkan kepadamu, mengapa.
1. Hewan menghabiskan berhari-hari bahkan berminggu-minggu dalam perjalanan
Biasanya, hewan yang diperdagangkan masih berusia bayi atau remaja. Mereka dilahirkan dan, ketika sampai dengan umur tertentu, dan perjalanan akan dimulai. Pertama, mereka akan dikirim menggunakan truk dari peternakan hewan tempat mereka lahir sampai dengan pelabuhan, dan dari sana mereka akan pergi ke luar negeri menggunakan kendaraan selama berhari-hari bahkan berminggu-minggu. Tidak bisa dibayangkan bagaimana kondisi rasa sakit yang harus mereka tahan selama itu.
2. Kondisi kebersihan dan kesejahteraan yang buruk
Pada dasarnya tidak ada standar kebersihan ataupun kesejahteraan. Truk atau kendaraan yang dikendarai sangatlah padat dengan hewan sehingga mereka tidak dapat berjalan atau bahkan berbaring, dan pun jika mereka mencoba untuk melakukanya ada resiko yang besar mereka akan berakhir dengan terinjak dan meninggal. Truk atau kapal-kapal tersebut biasanya dalam keadaan terbuka, atau beberapa bagian yang tertutup mereka tidak memiliki sistem kontrol temperatur, yang menjadikan banyaknya hewan yang terekspos suhu yang ekstrim dan dalam kondisi ekstrim seperti, mereka juga mengalami kondisi yang sangat dingin dari angin, dan atau basah karena hujan atau air laut, atau terbakar karena paparan sinar matahari.
Banyak hewan yang membuang limbah kotoranya disana, dan karena jumlah sumber daya yang terbatas dan jarang dibersihkan, mereka banyak terkena kotoran mereka sendiri. Makanan yang mereka makan juga akan kotor, air minum yang jarang dan jika pun itu ada, akses nya terhambat dari banyaknya hewan di dalamnya. Bau yang tidak sedap, dan bau amonia yang tidak dapat tertahankan, membuat kondisi di sana sulit untuk bernapas.
3. Banyak hewan yang meninggal dan lahir dalam perjalanan
Banyak hewan yang menderita dari luka dan penyakit serta meninggal sebelum sampai di tujuan, tanpa adanya perawatan dokter hewan yang layak, malah ditinggalkan di kandang mereka sampai membusuk atau dibuang ke laut. Beberapa kendaraan bahkan memiliki landasan untuk tempat mereka membuang hewan, dan telah banyak laporan hewan dimana hewan dibuang di laut, dalam keadaan sakit.
Namun sayangnya, karena tidak adanya kontrol terhadap kehamilan hewan, investigasi yang dilakukan menunjukkan bahwa banyak hewan yang lahir dalam kondisi yang mengerikan di tempat itu.
4. Kesimpulannya, hal tersebut berbahaya
Baru-baru ini, terdapat kasus kapal kargo yang terbalik dengan muatan 1400 kambing dilepas pantai Rumania. Di Brazil, sebuah kendaraan yang membawa 5000 sapi tenggelam di dekat pelabuhan Barbacena, di Para, bagian utara negara tersebut. Sebuah video memperlihatkan keputusasaan hewan yang sedang mencoba melepaskan diri dari kapal dan berenang sampai dengan di sampai, dimana mayoritas tenggelam, dan yang berhasil sampai di sana dibunuh dan dikonsumsi oleh masyarakat.
6. Ada banyak dampak lingkungan
Bisakah kamu membayangkan jumlah limbah yang dihasilkan oleh satu sapi setiap harinya? Kalikan jumlah tersebut dengan jumlah hewan yang ada di sebuah kendaraan dan dengan jumlah hari yang dibutuhkan dalam perjalanan tersebut. Sekarang, bayangkan hal tersebut, jika memang tempat itu dibersihkan, yang tentunya penting untuk hewan, mereka pasti akan membuangnya langsung di laut.
Di bulan Februari 2018, sebuah skandal terungkap di Pelabuhan Santos, pelabuhan terbesar di Brazil. Pengadilan federal melarang ekspor di semua pelabuhan di negara tersebut setelah seorang dokter hewan melaporkan kondisi hewan di kendaraan Nada, yang pada mulanya akan pergi ke Turki dengan 25000 sapi. “Limbah yang terkumpul dibuang begitu saja di laut tanpa adanya pengolahan terlebih dahulu,” ungkap laporan tersebut.
Selama perjalanan sampai dengan pelabuhan, biasanya sangat memungkinkan untuk melihat jejak limbah yang datang dari truk. Minerva, perusahaan yang bertanggung jawab atas ekspor tersebut juga di saat bersamaan didenda oleh Dewan Lingkungan dengan besaran yang sama dengan $500.000 USD karena bau kotoran ternak di seluruh wilayah kota Santos.
Bukan hanya jejak karbon hewan ternak secara umumnya. Hewan ternak bertanggung jawab atas emisi gas kaca lebih besar dibandingkan dengan seluruh emisi transportasi di dunia! Di tahun 2016, hanya tiga dari perusahaan daging terbesar di dunia- JBS, Cargill e Tyson, bertanggung jawab atas jumlah gas emisi rumah kaca lebih besar apabila dibandingkan Prancis. Lima perusahaan terbesar yang bertanggung jawab, menghasilkan lebih banyak polutan, jika dibandingkan dengan perusahaan minyak di dunia seperti Exxon, Shell, dan BP.
Tolong kami untuk menghentikan kekerasan hewan! Tanda tangani petisi Animal Australia disini dan tolong, tinggalkan produk hewani seperti daging, suus, dan telur untuk menghentikan semua jenis kekejaman hewan.
Comments